Kita Nggak Boleh Melakukan Itu, Sebelum Kita Tahu Apa Status Hukumnya! Apakah Wajib, Sunah, Mubah, Makruh, Haram

Hukum asal perbuatan manusia adalah terikat dengan hukum syariat

Tidak ada satu fakta aktivitas apapun, yang tidak ada status hukumnya. Apakah itu wajib, sunah, mubah, makruh, ataupun haram. Tentu saja, termasuk persoalan kontemporer, yang barangkali belum pernah Anda pikirkan sebelumnya.
  • Pacaran, itu ada status hukumnya.
  • Asuransi, itu ada status hukumnya.
  • Main game, itu ada status hukumnya.
  • Main facebook, itu ada status hukumnya.
  • Beraneka macem model bisnis online; dropship, affiliate, adsense, dan lain-lain, itu ada status hukumnya
  • Beraneka macam pekerjaan, baik secara umum maupun rinci, sebagai seorang arsitek, akuntan, dokter, guru, itu ada status hukumnya.
  • Aborsi, itu ada status hukumnya.
  • Bayi tabung, itu ada status hukumnya.
  • Beraneka macam aktivitas ekonomi, itu pasti ada status hukumnya. Koperasi, pegadaian, forex trading, franchise, dana talangan haji, bisnis kebun emas, PT, CV, kartu kredit, bursa saham, leasing, dan lain-lainnya.
  • Beraneka macam kebijakan politik, itu pasti ada status hukumnya. Hukum pemilu presiden, hukum penetapan RABPN melalui A; B; C, untuk keperluan D; E; F, legislasi hukum X; Y; Z, dan lain-lainnya.
  • Pokoknya, setiap fakta aktivitas manusia, pasti ada status hukumnya.
Jadi, tentu saja apapun aktivitas yang rencananya bakalan Anda lakukan nanti, selalu bisa ditanyakan apa hukumnya. Seperti misalnya:
  • Apa hukumnya pakai baju batik?
  • Apa hukumnya tunangan?
  • Apa hukumnya menabung uang di Bank?
  • Apa hukumnya nonton Naruto?
  • Apa hukumnya jual barang, tapi barangnya masih belum ada? 
  • Apa hukumnya menggunakan facebook ads?
  • Apa hukumnya bikin meme?
  • Apa hukumnya bikin acara stand up comedy?
  • Apa hukumnya jual-beli virus?
  • Apa hukumnya pakai software bajakan?
  • Apa hukumnya merayakan April Moph?
  • Apa hukumnya ambil air wudhu pakai teh manis?
Inilah yang barangkali kurang disadari oleh sebagian tak sedikit orang-orang sekarang.
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ

"Kami telah menurunkan al-Kitab (al-Quran) ini kepadamu (Muhammad) untuk menjelaskan segala sesuatu."

[QS. An-Nahl: 89]
Padahal sejatinya, tatkala kita telah dewasa (baligh), kemudian berpikir, hingga akhirnya kita dapat memastikan bahwa Tuhan itu ada, dan Al-Qur'an itu benar-benar berasal dari Allah Swt, maka wajib bagi kita mengikuti apa-apa yang ada di Al-Qur'an itu.
ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

"Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui."

[QS. Al-Jaatsiyah: 18]
Yang namanya muslim, tujuan hidupnya adalah bertaqwa. Jumhur ulama mendefinisikan taqwa adalah, menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya. Tatkala kita senantiasa istiqamah mengimani Islam, dan istiqamah bertaqwa, insyaAllah, Allah akan ridha pada kita, dan di Akhirat kita akan masuk ke Surga, bukan Neraka.

Sebaliknya, bila kita ternyata nggak mau tahu apa-apa saja yang Allah halalkan, dan apa-apa saja yang Allah haramkan, saya khawatir apakah Allah akan ridha pada kita kalau begitu. Otomatis pula, saya khawatir kalau kita begitu, kita bisa masuk ke Neraka, bukannya ke Surga. Na'udzubillahimindzalik...

Saya yakin, pasti Anda mau masuk Surga. Nggak ada yang mau masuk Neraka. Berarti, garis besar yang harus Anda lakukan seumur hidup Anda hingga meninggal nanti, yah itu tadi:
  • Jaga iman Anda
  • Kerjain semua apa yang Allah perintahkan. Jangan sampai ada yang belum Anda tunaikan.
  • Jangan kerjain apa yang Allah haramkan.
  • Istiqamah, konsisten lakukan hal-hal tersebut.
Nah, paling... persoalan berikutnya adalah....
  • Anda belum tahu apa saja hal-hal yang Allah wajibkan ke kita di dunia ini..?
  • Anda belum tahu apa saja hal-hal yang Allah haramkan ke kita di dunia ini..?
  • Dengan kata lain, seperti yang disebutkan di judul artikel ini, Anda tidak boleh melakukan suatu aktivitas perbuatan apapun, sebelum Anda tahu dulu, apakah perbuatan itu hukumnya boleh atau tidak boleh. Dengan kata lain lagi, Anda harus belajar.
Yah, Anda harus belajar.

Maka, tidak bisa tidak, kita semua harus senantiasa menghabisi hari-hari kita untuk terus belajar, ikuti kajian-kajian; majelis ta'lim, baca kitab-kitab, bertemu dengan para ulama; ustadz, syaikh, Kiyai, dalam rangka menuntut ilmu, supaya kita bisa paham apa-apa saja yang Allah perintahkan, apa-apa saja yang Allah bolehkan, dan apa-apa saja yang Allah larang.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”

[HR. Ibnu Majah]
Karena setiap perbuatan Anda di dunia ini akan dihisab oleh Allah di akhirat nanti. Semuanya, pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Anda harus bisa menjawabnya, apa standart perbuatan Anda? Kenapa, apa alasannya, atas dasar apa, Anda lakukan perbuatan tersebut yang Anda anggap benar?
فَوَرَبِّكَ لَنَسْـَٔلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ.عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

"Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu."

[QS. Al-Hijr: 92-93]
Jadi, tentu namanya 'aneh', bila di Rumah kita tidak ada Al-Qur'an, Kitab Hadits, Kitab Fiqih, maupun Kitab-Kitab Tsaqafah lainnya. Atau, bisa 'aneh' juga bila di Rumah kita ada itu semua, namun jarang bahkan hampir tidak pernah kita kaji.

Dan 'aneh' pula, bila kita tidak punya kenalan orang-orang alim, yang bisa kita ambil ilmu darinya.

Meski memang yang terbaik Anda harus kaji Islam pada ulama di dunia nyata, namun tidak masalah pula bila Anda mengkaji Islam secara online, sebagai pengetahuan tambahan, maupun pra-kajian nyata. Tentunya, asalkan sumbernya kredibel, dan Anda punya kerangkanya. Nah, termasuk 'aneh' pula, bila kajian online saja pun tak pernah.

Sekarang, coba kita cek apa saja agenda kita dalam 24 jam? Apa saja agenda kita selama seminggu? Apa saja agenda kita dalam sebulan?
  • Pastikanlah dalam 24 jam itu, ada satu jam; atau dua jam, atau beberapa jam, yang Anda gunakan untuk mengkaji Islam.
  • Pastikanlah dalam seminggu (7 hari) itu, ada satu hari; atau dua hari, atau beberapa hari, yang Anda gunakan untuk mengkaji Islam.
Karena jelas, salah satu bedanya masa-masa umat muslim berjaya dulu, dengan umat muslim yang terpuruk sekarang adalah, umat muslim sekarang tidak begitu paham dengan aqidahnya. Yang notabene, konsekuensi dari aqidah itu adalah bertaqwa. Sedangkan, 'omong kosong' namanya bila seorang muslim mengaku ia tengah bertaqwa, bila ia tak belajar Islam. Tentunya, Allah senantiasa menghargai proses kita, meskipun kita baru belajar sebagian, belum semuanya.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai akal, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

[QS. Al-A'raf: 179]
Kesimpulannya:
  • Bila di akhirat nanti Anda ingin masuk Surga, Anda harus berusaha mendapatkan ridha Allah Swt.
  • Untuk dapat ridha Allah Swt, Anda harus berusaha bertaqwa.
  • Lagian memang tujuan Allah Swt menciptakan kita, adalah untuk bertaqwa.
  • Untuk bisa bertaqwa, Anda harus belajar dulu.
  • Tanda Anda sudah belajar, Anda berubah dari yang tidak tahu menjadi tahu.
  • Anda istiqamah-lah melakoni pengetahuan Anda tersebut, terkait tsaqafah Islam.
  • Di Akhirat nanti, Allah Swt akan menghisab seluruh perbuatan Anda selama di dunia. Yang akan insyaAllah selamat, adalah yang tiap perbuatannya diridhai oleh Allah Swt.

اَلأَصْلُ فِيْ الأَفْعَالِ التَّقَيُّدُ بِالْحُكْمِ الشَّرْعِي

Hukum asal perbuatan manusia adalah terikat dengan hukum syariat.
Wallahua'lam bishshawab..

My Instagram