Cukup Kritisi Paham dan Perilaku Salahnya (dengan Standart Hukum Syara'). Tak Perlu Ejek Individunya

Cukup Kritisi Paham dan Perilaku Salahnya, dengan Standart Hukum Syara'. Tak Perlu Ejek Individunya


Banyak kebijakan-kebijakan yang salah dan orang-orang yang salah, yang memang harus dikritisi. Misalnya, presiden, timsesnya presiden, dan sebagainya.

Apa kepentingan kita mengkritisi mereka? Sederhananya, karena ada yang tidak sesuai dengan Islam. Ada yang haram hukumnya.

Jadi, kita cukup serang kemungkaran yang ada. Berarti, dengan sudut pandang Islam.

Nah, saya ingin sampaikan sesuatu... terkadang, ada sebagian dari aktivis dakwah yang mungkin lalai atau agak kebablasan dalam mengkritisi. Misalnya, mereka mulai mengejek individu seperti misalnya fisik, bahwa orang yang dikritisinya itu wajahnya jelek, mirip hewan, botak, kurus, gendut, hitam, dan sebagainya.

Saya kira itu tidak perlu.

Saya bukannya membela. Saya pun senantiasa mengkritisi pemerintah dan tak jarang setuju dengan sebagian pihak oposisi. Namun, yah yang proporsional lah.

Cukup serang kemungkarannya, paparkan hujjah atas dasar apa hal tersebut munkar. Tentu dasarnya adalah dalil-dalil syara', yakni Al-Qur'an, hadits Rasul, ijma' sahabat, dan qiyas syar'i.

Saya kira penting bagi kita untuk merenungkan kembali apa filosofinya kita membahas politik, dan memberikan komentar.

Membongkar kedok jahat orang ataupun kelompok yang dapat membawa mudharat terhadap umat, mengantisipasinya, mengatasinya, menyerukan kepada orang atau kelompok itu untuk meninggalkan hal tersebut dan berhijrah; merupakan agenda dakwah amar ma'ruf nahi munkar.

Karena agenda jahatnya merupakan agenda besar, maka pasti itu termasuk aktivitas politik. Sehingga, mereka ini istilahnya adalah politisi jahat.

Adapun para pembuat makar itu bisa siapa saja. Bisa presiden, walikota, parpol, aktivis pergerakan, pengusaha, blogger, dan sebagainya; yang intinya mereka punya agenda menggangu umat muslim dan Islam.

Biasanya orang-orang seperti itu menganut paham sekulerisme, pluralisme, kapitalisme, sosialisme, dan atau ide-ide kufur lainnya.

Nah, sebagai seorang muslim, kita semua wajib berdakwah. Makanya salah satu tujuan saya membuat blog ini adalah untuk dakwah. Amar ma'ruf nahi munkar. Untuk memberikan komentar, mengkritisi, membongkar makar jahat atas orang atau kelompok jahat.

Misalnya ada fakta peristiwa politk:
  • Peredaran miras dilegalkan
  • Prostitusi bukannya dihapuskan, malah dilokalisasi
  • Sumber daya alam dimonopoli swasta
  • BPJS; memalak rakyat, memaksa rakyat melakukan transaksi haram
  • Event Miss World, kampanye hedonisme dan feminisme
  • Propaganda liberalismenya orang-orang liberal seperti Ulil Abshar, Ade Armando, Nurson Purnomo, dan lain-lainnya
  • Kebijakan yang sungguh pro kapitalisme banget yang dilegislasi DPR, dan dieksekusi Presiden.
  • Kampanye LGBT
  • Legalnya riba
  • Legalnya orang kafir jadi pemimipin pemerintahan level negara maupun daerah
  • Pembiaran orang-orang yang tak membayar zakat
  • Menafikan hukuman mati yang mana memang ada dalam syariat Islam
  • Pembakaran Mesjid yang mana di sana sedang diadakan sholat ied
  • Pemblokiran website yang mendakwahkan Islam, namun website judi dan porno masih bebas berkeliaran
  • Dan sebagainya..
Banyak sekali fakta kemungkaran. Hal-hal itu memang harus dikritisi. Namun tentunya dengan sudut pandang Islam.
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

[QS. Ali Imran (3): 104]
من رأى منكم منكرا، فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان

“Barangsiapa melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya, dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.”

[HR. Muslim]
Begitulah...

Kesimpulannya

Barangkali ada satu atau beberapa saat sebagian dari kita yang emosinya agak meningkat. Sehingga, bukannya sekadar nahi munkar, namun juga mengejek individu. Seperti misalnya wajahnya jelek, mirip hewan, dan sebagainya.

Jangan seperti itu. Itu tidak perlu.

Yang proporsional sajalah, Cukup kritisi fakta pemahaman dan perilaku munkarnya, dengan sudut pandang Islam.

Wallahua'lam..

Sumber ilustrasi gambar: Pixabay.com

My Instagram