4 Inti Sebab Kenapa Sistem Ekonomi Sosialisme Runtuh Terlebih Dahulu?

sebab-kenapa-sistem-ekonomi-sosialisme-runtuh-hancur

Padahal dulu para pengemban mabda Sosialisme ini, paling rajin, paling hobi, paling menggebu-gebu mengkritik mabda kapitalisme. Tapi, malah kualat pula mereka. Hehehe! Malah mabda Sosialisme yang hancur terlebih dahulu. Yah memang faktanya, konsep-konsep yang digembar-gemborkan Karl Marx dan kawan-kawan itu cuma nampak mantap di atas kertas aja.

Kok bisa? Nah, berikut ini, adalah ringkasan 4 inti sebab kenapa sistem ekonomi Sosialisme bisa runtuh?

#1. Melarang Kepemilikan, Membunuh Fitrah Manusia

Kan orang-orang Sosialis itu nawarin solusi berupa penghapusan kepemilikan. Soalnya, katanya konsep dan fakta kepemilikan itulah yang bikin sakitnya tuh disitu. Hehehe!

Kata si Karl Marx, nggak boleh gitu ada yang menjadi pemiliki perusahaan, dan ada yang jadi pekerja. Soalnya yang punya Perusahaan itu nggak kerja, tapi masak dia pulak yang mengambil semua profit Perusahaan tersebut. 100%. Sedangkan para pekerja, dianggap cuman sebagai biaya produksi doang. Apalagi kan menurut Kapitalis, kalau mau profit gede, maka biaya produksi harus di-press serendah-rendahnya.

Itulah sumber masalahnya, sakitnya tuh disitu, menurut si Karl Marx. Makanya ia bilang, harusnya nggak boleh ada orang yang menjadi pemilik Perusahaan. Yang adil itu, semua orang harus menjadi pekerja.

Jadi, Perusahaannya itu menjadi milik bersama-sama. Kerja sama-sama, menghasilkan bersama-sama, pun hasilnya mereka bagi sama. "Sama rata, sama rasa", semboyannya. Bagus kan?

Padahal, itu nggak sesuai dengan fitrah manusia. Sejatinya kan, manusia itu memiliki fitrah untuk memiliki sesuatu. Pingin punya gitu. Makanya kan, Anda itu Sekolah, kuliah, kemudian ngelamar kerja, atau berbisnis, yah pastilah supaya dapat harta. Iya kan? Biasanya kan, semakin pingin dapetin suatu benda, maka semakin semangat kerjanya.

Makanya kan bagi sebagian yang kerja di Perusahaan swasta, itu kelihatan banget tuh semangatnya. Supaya gaji naik, dapat komisi tambahan, ada tunjangan, dan sebagainya. Begitu pula pengusaha dan para marketer. Melihat melihat ada pasar yang belum digarap, dia punya kapasistas buat ngegarap, yah digarapnya. Atau ada pasar yang persaingannya rendah, langsung dia masuk.

Bahkan sebagian karyawan yang awalnya senang posisinya cukup nyaman, aman, minim resiko PHK, dijamin ada income masuk per bulan, tanpa khawatir goyah, tapi lama-lama setelah sekian bulan, ia mulai sedikit mengeluh, "Aduuh ini penghasilanku segini-gini aja.. Pingiiin gitu nambah..."

sosialisme-menghapus-kepemilikan
Intinya, manusia itu bakal tambah semangat, sekiranya ia ingin memiliki harta. Fitrahnya manusia itu.

Tapi, di dalam Sosialisme, punya harta itu nggak boleh, punya barang itu nggak boleh, punya Perusahaan nggak boleh, maka semangat kerja itu bakal hilang.

Akhirnya, karena tidak ada satu pun individu yang punya Perusahaan, jadinya semua Perusahaan diambil alih oleh negara. Anda bayangin, Anda punya Rumah Makan, diambil negara. Anda punya sawah, diambil negara. Anda punya mobil, diambil negara. Sehingga semua rakyat itu jadi karyawan, yang digaji oleh negara.

Terus... salahnya dimana?

Coba, sekiranya Anda digaji 1 juta per bulan. Anda rajin datang tepat waktu, kerja sungguh-sungguh, giat, teliti, nanti tanggal 1 di awal bulan, Anda dikasih gaji 1 juta. Kalau Anda kadang agak telat datengnya, kerja pun males-malesan, nggak serius, tapi nanti tanggal 1 di awal bulan, Anda juga tetep dikasih gaji 1 juta. Jadi karyawan yang rajin atau karayan yang males, tetep sama-sama dapat gaji 1 juta. Kira-kira Anda mending kerja rajin atau kerja males?

Yah mending kerja males-malesan aja! Dan itulah yang terjadi di seluruh negara yang menganut ideologi Sosialisme. Terutama di Uni Soviet waktu itu.

Ternyata, gara-gara orang kerja giat dapat gajinya segitu-segitu aja, orang males juga kerja buruk dapat gajinya segitu-gitu aja, di seluruh negara semuanya terjadi seperti itu, akhirnya, negara pun gagal menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Karena pasti orang-orang kompak mending milih males-malesan kerja aja.

#2. Gagal Mewujudkan Pemerataan Sekaligus Pertumbuhan Ekonomi
pemerataan-kemiskinan

Seperti yang kita ketahui, semboyan Sosialisme itu kan agar semua rakyat itu jadi sama rasa, sama rata, sama bahagia. Supaya ada pemerataan ekonomi, niatnya.

Tapi, nyatanya nggak ada, yang ada malah penyamarataan kemiskinan.

Kalau sebuah negara itu gagal dalam pertumbuhan ekonomi, berarti gagal dalam peningkatan pendapatan. Kalau pendapatan tidak meningkat, yah berarti yang ada itu adalah pemerataan kemiskinan.

#3. Munculnya Kelas Baru yang Makin Parah

Salah satu tujuan Karl Marx kemarin itu kan dia mau menghilangkan kelas-kelas, iya kan? Ada kaum borjuis, ada kaum proletariat. Borjuis itu si pemilik Perusahaan, Proletar itu para pekerjanya. Yang membuat terjadinya kecemburuan sosial itu adalah, karena pemilik perusahaan makin kaya, sementara buruhnya itu teteeep aja berada pada gaji "upah besi". Makanya Sosialisme ingin menghilangkan perihal kelas-kelas tersebut.

Munculnya Kelas Baru yang Makin Parah
Caranya gimana? Caranya, semua kaum borjuis yang punya Perusahaan, semuanya diambil alih oleh negara. Sehingga tidak ada kelas lagi, semua individu menjadi pekerja.

Begitulah yang dimimpikan. Tapi, sayangnya hal itu tidak terjadi.

Yang terjadi, malah muncul kelas baru. Yaitu, negara, notabene pemilik Perusahaan yang baru. Jadinya yang ada itu kelas negara, dan kelas pekerja, notabene seluruh rakyatnya.

Terus, kenapa malah kelas negara menjadi kelas yang buruk? Yah sementara negara itu kan diwakili oleh partai politik. Orang-orang parpol itu nggak profesional ngurusin perusahaan. Lebih jago orang Kapitalis. Nggak biasa mereka, biasa  ngurusin politik, tiba-tiba jadi ngurusin perusahaan. Nggak jalan deh perusahaannya..

#4. Mustahilnya Membentuk Negara Komunisme

Mereka kaum sosialis juga punya impian, bahwa nanti setelah tegak negara Sosialisme, maka satu langkah kemudian, akan menjadi negara komunisme. Karena, Sosialisme itu kan bentuknya masih berupa ada rakyat dan ada negara yang menguasai seluruh perusahaan iya kan? Nah, rencananya, nanti itu mau dihilangin negaranya. Biar nanti jadi masyarakat tanpa negara.

Supaya nanti terbentuk sebuah komunal. Agar nanti jadi benar bahwa masyarakat itu sama rasa, sama rata, sama bahagia. Begitulah, Surga Komunisme.

Sejatinya itu hanya impian yang memang benar-benar mimpi saja. Tidak mungkin bisa terwujudkan ada suatu kelompok yang satu komunal dan sama, sementara negara hilang. Tidak akan pernah bisa diwujudkan.

Kebayang aja nggak bisa.. -_-

Terus.. kalau Sosialisme itu memang nggak bagus, berarti cocoklah sekiranya kita mempertahankan Kapitalisme? Ah, siapa bilang? Insya Allah di artikel berikutnya, akan kita bantai juga Kapitalisme. Karena satu-satunya mabda yang benar, hanyalah Islam.

Wallahua'lam bishshawab..

Sumber gambar: Know your MemeInsinder Monkey

Refrensi:

My Instagram