Apakah Setiap Penyeru Khilafah & Pembawa Bendera Islam Berarti Dia ISIS?

Barusan saya buka Google.co.id, dan mengetik keyword "diduga ISIS", kemudian inilah SERP-nya:



Semua kontennya masih fresh, belum ada lewat dari 1 minggu.

Ada banyak macam "bukti awal" yang katanya mengindikasikan seseorang itu merupakan bagian dari ISIS. Ntah itu atribut bertuliskan syahadat, perihal Khilafah, reportase radikalisme (katanya), aktivitas sembunyi-sembunyi, umroh, dan lain-lainnya. Namun, khusus pada artikel ini saya hanya akan membahas soal penyeru Khilafah dan pembawa bendera Islam.

Belakangan memang isu pendugaan ISIS semakin marak. Bahkan sampai ke lingkungan saya. Ketika saya ke Depok kemarin, saya membawa sebuah buletin yang di situ ada logo bendera Islam, bertuliskan kalimat syahadat (ar-rayah dan al-liwa'). Kemudian adik saya bertanya, "Apa itu? ISIS yah?". Memang bukan cuman adik saya, tapi banyak orang yang seperti itu.

Saya pun merasa aneh, kok seolah-seolah bendera Islam yang yah milik semua muslim kok jadi milik ISIS. Wong tulisan di bendera itu "ašhadu ʾal lā ilāha illa l-Lāh wa ʾašhadu ʾanna muḥammadar rasūlu l-Lāh". Itu kan yang sering Anda lafalkan ketika adzan dan ketika tahiyat sewaktu sholat, apa anehnya..?? Kok dianggap 'merisihkan' gitu?? -_-

Terlebih lagi, itu kan termasuk rukum Islam yang pertama.. Jangan-jangan nggak tamat TK-nya tuh mereka yang risih sama tulisan syahadat.. -___-"

Itu soal bendera Islam. Kemudian, soal penyeru Khilafah. Faktanya juga teman saya yang aktivitas rutinnya adalah dakwah agar Khilafah bisa tegak, nah dia diperingatkan oleh kakaknya bahwa hati-hati loh itu ISIS-ISIS..

Sangat menyedihkan memang ketika orang-orang pada hari ini banyak yang tidak kritis.. Tentunya akan lain ceritanya bila orang-orang pada hari ini kritis.

Dan sebetulnya pun agar bisa kritis itu tidaklah sulit. Cukup dengan gunakan akal saja, indera fakta sedalam-dalamnya, kemudian singkronkan dengan informasi terdahulu yang ada di otak kita. Kalau tidak seperti itu, yang ada yah cuman pakai perasaan-perasaan aja.. "Perasaan tadi aku taruh pulpen di sini kok.. Perasaan kerjaanku ini udah bagus kok..", "Perasaan tadi kaca mataku aku taruh di meja.. eh ternyata nyangkut di kepala..". Hehehe, iya, perasaan tidak selalu bisa mengantarkan kepada kebenaran.

Sekiranya Anda mau belajar menjadi kritis, Anda bisa mempelajarinya pada 3 artikel berikut ini:
Nah, terkait pertanyaan di judul artikel ini, "Apakah Setiap Penyeru Khilafah & Pembawa Bendera Islam Berarti Dia ISIS?", sebenarnya mudah cara mengetahuinya. Tinggal kita pahami saja penyeru Khilafah itu apa, dan ISIS itu apa. Kalau singkron, berarti iya. Kalau nggak, yah bukan. Juga nanti kita pahami saja bendera Islam itu apa, dan ISIS itu apa. Kalau singkron, berarti iya. Kalau nggak, yah bukan.

Mari kita bahas satu per satu..

1. Apa itu Penyeru Khilafah?

Silahkan Anda buka KBBI. Cek, apa itu "penyeru"??
pe·nye·ru n orang yg menyeru atau menyerukan;

me·nye·ru v memanggil atau menarik perhatian dng suara nyaring: tiba-tiba terdengar suara orang - dr dl gua itu; ia membakar dupa sambil - nenek moyangnya;

me·nye·ru·kan v 1 mengucapkan sesuatu (kata-kata) dng nyaring; meneriakkan: sebentar-sebentar kedengaran penjaja - barang dagangannya; tampak seseorang berdiri di menara sedang - azan2 memberitahukan (mengabarkan, mengumumkan, dsb) dng suara nyaring: panitia - hasil-hasil pertandingan melalui pengeras suara3 menganjurkan: ke-pala desa - kpd warganya agar tetap memelihara kebersihan;

[KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Offline v1.3, Freeware ©2010-2011 by Ebta Setiawan]
Fakta saya dan teman-teman saya yang merupakan seorang pengemban dakwah bisa dibilang memang seorang penyeru, yaitu memberitahukan, atau mengabarkan sesuatu.

Kemudian, apa itu Khilafah?

Di dalam kitab-kitab fiqih dan ushuluddin, Khilafah disebut juga dengan istilah Imamah. Kalau kata Imam Nawawi di kitab beliau "Al Majmu’ Syarah Al Muhadzdzab", Imamah atau Khilafah atau Imarah Al Mukminin itu sinonim.

Sehemat ingat saya pun di kitab-kitab fiqih muamalah yang dikaji di Pesantren-Pesantren, ada kok itu di akhir-akhir bahas Khilafah.

Kalau kata Syaikh Taqiyuddin An Nabhani di kitab "As Syakhshiyah Al Islamiyah" juz 2, definisi Khilafah itu:

 اَلْخِلاَفَةُ هِيَ رِئَاسَةٌ عَامَّةٌ لِلْمُسْلِمِيْنَ جَمِيْعاً فِي الدُّنْيَا لإِقَامَةِ أَحْكَامِ الشَّرْعِ الإِسْلاَمِيِّ، وَحَمْلِ الدَّعْوَةِ الإِسْلاَمِيَّةِ إِلَى الْعَالَمِ 

Artinya, “Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum muslimin seluruhnya di dunia untuk menegakkan hukum-hukum Syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.”

Ringkasnya, ada 3 aspek penting pada Khilafah ini.
  • Kepemimpinan umum bagi kaum muslim. Yah sebagaimana Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan seterusnya, mereka itu kan pemimpinnya seluruh kaum muslim. Meskipun kalau ada sebagian muslim yang berjauhan dari khalifah, sampai beda negeri gitu, tetep aja pemimpinnya yah Khalifah.
  • Menegakkan hukum-hukum syariah Islam. Yah inilah kerjaanya kita orang muslim. Kerjaan kita itu kan bertaqwa. Bertaqwa itu menjalankan semua perintah Allah, dan meninggalkan seluruh larangannya. Contohnya, sholat fardhu, puasa Ramadhan, qishash, hudud, jihad, nggak ngelawan orang tua, nggak makan babi, nggak berzina, nggak mengambil riba, dan seterusnya.
  • Mengemban dakwah Islam, yah tentu ini lebih jelas lagi. Islam itu kan awalnya turun di Arab. Nah, sedangkan Anda yang Islam ini, adalah orang Indonesia. Kok bisa Islam ada di Indonesia? Tidak lain dan tidak bukan karena disebarkan.
Khilafah itu bagian dari Islam. Maka bila "Penyeru" dan "Khilafah" dihubungkan, bisa juga disebut dengan pengamban dakwah. Dan selalu serta sering para pengemban dakwah itu biasanya bergerak karena ayat berikut ini:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

[QS. Ali Imran (3): 104]
Ada pun al-khair di situ maknanya adalah al-Islam. Singkron kan? Exactly.

Wajarlah bila kita menyerukan Khilafah. Karena faktanya sekarang umat muslim nggak bersatu. Mereka malah dipisahkan oleh nasionalisme. Seharusnya muslim di manapun baik di Indonesia, di Malaysia, Jepang, Amerika, Arab, hanya punya satu pemimpin saja. Ini kok malah banyak banget. Makanya harus disatukan, caranya yah dengan mendirikan Khilafah.

Pula faktanya sekarang umat muslim tidak menegakkan hukum-hukum Islam secara kaffah. Yang mana hari ini sholat hukumnya mubah. Yang wajib itu pakai helm. Pula yang wajib itu bayar pajak. Sedangkan zakat hukumnya mubah. Berhijab syar'i pun hukumnya mubah. Yang lebih mengerikan lagi, riba hukumnya wajib, dan miras dilegalkan. QS. Al-Maidah: 38 tak diamalkan, Cek QS. An-Nuur: 2 tak diamalkan juga.

Penyeru Khilafah
Penarikan hukum dari mana itu? Mana dalilnya? Surat apa ayat apa? Hadits riwayat apa? Ijma sahabat yang mana? Qiyas syari-nya gimana? Jelaslah itu bukan hukum Islam. Khawatirnya jangan-jangan bid'ah pulak nih Indonesia? :V

Pun faktanya Islam tak tersebarkan sebagaimana seharusnya, karena itu fungsi Khilafah. Lihat saja, jumlah penduduk Bumi 7,125 miliar, sedangkan yang muslim 1,570 - 1,650 miliar. Berarti hanya sekitar 1/5 atau 1/4 penduduk Bumi yang Islam. Padahal dulu pra tahun 1924 masehi, luas wilayah Khilafah itu sekitar 1/3 dunia.

Nah, salah satu contoh fakta aktivitas para pengemban dakwah yang menyerukan Khilafah adalah, memberitahukan informasi-informasi yang ada pada 3 paragraf di atas, yaitu menunjukkan apa-apa kemungkaran karena tiadanya Khilafah, dan apa-apa kemakrufan karena adanya Khilafah. Harapannya supaya orang-orang sadar bahwa Khilafah itu harus segera tegak, pokoknya mereka nggak mau hidup kalau nggak dengan Khilafah.

Begitulah faktanya penyeru Khilafah. Nah, kalau begitu, bisakah kita simpulkan bahwa penyeru Khilafah = ISIS? Nanti kita bahas di bawah.

2. Apa itu Pembawa Bendera Islam?

Yang dimaksud bendera Islam yang diduga ISIS adalah bendera yang tampaknya seperti ini:

bendera-tahuid

Namun, itu aslinya tidak jauh beda dengan ar-rayah dan al-liwa'. Soalnya sama-sama bendera tauhid. Sama-sama simbol Islam.

bendera-islam

Simaklah apa yang disimpulkan oleh Imam al-Sarakhsiy, yang kemudian dikuatkan dalam kitab Syarh As-Sair al-Kabir, karya Imam Muhammad bin al-Hasan as-Syaibaniy (murid Imam Abu Hanifah). Bahwa, “Liwaa adalah bendera yang berada di tangan penguasa. Ar-Raayah, adalah panji yang dimiliki oleh setiap pemimpin divisi pasukan, di mana semua pasukan yang ada dalam divisinya disatukan di bawah panji tersebut. Liwaa hanya berjumlah satu buah untuk keseluruhan pasukan. Liwaa digunakan sebagai patokan pasukan ketika mereka merasa perlu untuk menyampaikan keperluan mereka ke hadapan penguasa (Imam). Liwaa dipilih berwarna putih. Ini ditujukan agar ia bisa dibedakan dengan panji-panji berwarna hitam yang ada di tangan para pemimpin divisi pasukan.”

Dalam kitab "‘Umdat al-Qaariy", Imam ‘Ainiy mengatakan, “Raayah (panji) tidak akan diserahkan kecuali atas izin dari Imam. Sebab, penyerahan bendera merupakan kewenangan dan tugas dari Imam. Ia tidak boleh dialihkan kepada pihak lain, kecuali atas perintah dari Imam.” Bukti yang menunjukkan bahwa membawa bendera termasuk sebuah tugas kenegaraan adalah sabda Rasulullah SAW, “Bawalah bendera itu.” Nah, dalil yang menunjukkan bahwa membawa bendera termasuk bagian dari tugas kenegaraan.

Kalimat syahadat yang ada di ar-raya dan al-liwa', itulah simbol kehidupan khas kita. Kerjaan kita selama hidup ini adalah bertaqwa. Yang mana kita sadari bahwa kita tidak bisa bertaqwa 100% bila Khilafah tidak ada. Kemudian kita pun berdakwah, karena dakwah adalah bagian dari taqwa. Dan bila dengan dakwah, Khilafah berhasil tegak, maka bisalah semakin taqwa.

Bila ada orang yang benci dengan bendera Islam tersebut, ada tiga kemungkinan. Pertama, mereka hanya belum tahu, belum paham, belum belajar. Kedua, tak optimal akalnya (ntah belum baligh, atau gila). Ketiga, mereka orang-orang yang tercela (dzalim/fasiq/kafir).

Maka, sungguh luar biasalah mereka pembawa bendera Islam, dan atribut bendera Islam lainnya.

Begitulah faktanya pembawa bendera Islam. Nah, kalau begitu, bisakah kita simpulkan bahwa penyeru Khilafah = ISIS? Nanti kita bahas di bawah.

3. Apa itu ISIS?

ISIS adalah "sebuah negara" (klaimnya) dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Tampaknya mereka adalah kelompok ekstremis yang mengikuti "ideologi" garis keras Al-Qaidah dan menyimpang dari prinsip-prinsip jihad. Begitulah.

Kemudian ketika kita simak di TV, koran, dan media-media informasi lainnya, kenapa ISIS kok "disudutkan"?? Karena katanya bertentangan dengan "ideologi" Pancasila, dan Undang-Undang yang ada di Indonesia. Termasuk, ajakan ISIS kepada muslim yang ada di Indonesia, untuk ikut dengan ISIS. Itu tidak boleh ada, menurut pemerintah Indonesia.

Terus, kalau pendapat saya tentang ISIS tersebut gimana? Saya mengadopsi pernyataan Syaikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah dan pernyataan Ustadz Ismail Yusanto. Saya menolak keberadaan ISIS. ISIS itu bukan Khilafah. Karena jelas, ISIS tidak memenuhi kriteria syariat mendirikan Khilafah:
  • Khilafah Islam itu harus terlebih dahulu menguasai satu wilayah otonom, bukannya berada di bawah sebuah negara. Sedangkan ISIS, sebagian ada di Irak, sebagian ada di Suriah.
  • Keamanan ISIS tidak sepenuhnya berada di tangan kaum muslim. Keamanan ISIS, sebagiannya berada di pemerintahan Irak, terus sebagaiannya ada di Suriah.
  • ISIS tampaknya nggak punya kemampuan buat menerapkan syariat Islam secara total. Misalnya, ISIS tak pernah menawarkan sistem politik, ekonomi, dan lain-lain.
  • Pengangkatan pemimpin ISIS tidak memenuhi syarat pengangkatan seorang khilafah seperti baligh, berakal, muslim, mampu, dan lain-lain.
  • Terbukti juga, banyak ulama ternama menolak ISIS.
Apalagi dengan aktivitas mengkafir-kafirkan orang lain, serta asal membunuh orang lain, yang ntah atas dasar apa ntahlah. Salah itu.

Pun, kalau konteksnya mereka memang bukan Khilafah, namun mereka hanya organisasi/kelompok yang hendak mendirikan Khilafah, saya ragu apakah menurut hukum syara' kita boleh menegakkan Khilafah dengan metode kekerasan, bersenjata gitu? Dalilnya dhaif. Padahal ada metode yang shahih yang sudah cukup jelas dicontohkan Rasulullah, tanpa kekerasan.

Begitulah fakta ISIS, sejauh yang saya ketahui (insya Allah teliti) dari beberapa sumber (insya Allah terpercaya). Nah, dengan begitu, sekarang bisalah kita jawab pertanyaan di judul artikel ini, "Apakah Setiap Penyeru Khilafah & Pembawa Bendera Islam Berarti Dia ISIS?".

Apakah Penyeru Khilafah = ISIS?

Jawabannya, belum tentu. Bisa jadi penyeru Khilafah bukanlah ISIS. Karena yang namanya "menyeru" itu kan ngomong, tanpa kekerasan. Pun memang faktanya diri saya dan teman-teman saya tidak menggunakan kekerasan, termasuk senjata, dalam aktivitas dakwah sebagai penyeru Khilafah.

Aktivitas penyeru Khilafah adalah berinteraksi dengan masyarakat, yang mana itu bagian dari ikhtiar "mengubah" masyarakat supaya taraf berfikirnya meningkat, menjadi semakin intelek, dengan cara membantu mereka agar:
  • paham akan Islam,
  • dan juga paham fakta real masalah pada hari ini,
  • serta paham bagaimana penilaian Islam terhadap fakta masalah tersebut,
  • lalu paham apa solusinya.
aktivitas-penyeru-Khilafah

Sedangkan ISIS dengan kekerasan, menggunakan senjata. ISIS telah menggunakan:
aktivitas-ISIS

Maka, terjawablah. Bila yang dimaksud dengan "penyeru Khilafah" faktanya adalah mereka yang aktivitasnya intelek yang saya paparkan di atas, mereka bukanlah bagian dari ISIS. Jelas banget perbedaannya, isn't it?


Apakah Pembawa Bendera Islam = ISIS?

Udah kita bahas kan fakta bendera Islam itu gimana, dan ISIS itu gimana. Nggak masuk akal banget simbol bendera Islam pasti bagian dari ISIS. Wong bendera Islam itu milik setiap kaum muslimin, bukan milik ISIS doang. Silahkan Anda pun miliki juga benda beratribut Islam, nggak akan tiba-tiba Anda jadi ISIS. ~__~

Adapun bila maksud bendera Islam disitu adalah untuk menyimbolkan bahwa ISIS itu Daulah Khilafah, yah tidak tepat. Karena itu tadi kan, ISIS bukan Khilafah.

Maka, terjawablah. Pembawa bendera Islam itu artinya yah dia orang Islam. Masih inget pelajaran di TK, rukun Islam yang pertama apa?  Yes, as simple as that. :D

Begitulah...

Btw, Ngapain Sih Kok Bahas Diduga ISIS-Diduga ISIS?

Seingat saya, isu dugaan-dugaan ISIS itu marak kembali sekitar pertengahan Maret kemarin. Sebetulnya, nampak lucunya. Nggak cocok banget bila terlalu di-blow up, wong masih dugaan-dugaan. Apalagi sampai asal blokir-blokir aja gitu... >.<

Yasudah, saya do'akan deh, semoga pemerintah bisa semakin cerdik mengurai masalah-masalah seperti ini.

Selain itu, marilah sama-sama kita setia mempraktekkan "etika jurnalistik", khususnya dalam persoalan menyampaikan berita.


Masih ingat kan Anda dengan pembahasan di artikel "Panduan Cara Membenarkan Hal yang Tak Terindera (Ghaib)"? Kan ada yang namanya wajib aqli (pasti benar), jaiz aqli (mungkin benar-mungkin salah), dan mustahil aqli (pasti salah).

Terlebih lagi pun standart benar-salahnya harus jelas dulu. Seperti misalnya kalau radikalisme, yah tinggal kita minta saja penjelasan detail tentang fakta apa itu radkalisme? Kayak kita tadi kan, kita bahas penyeru itu apa, Khilafah itu apa, ISIS itu apa, dan seterusnya.

Yang saya khawatirkan, pengangkatan isu dugaan ISIS ini adalah pengalihan isu naiknya berbagai harga barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan umum. Terlebih lagi para aktivitas mahasiswa semakin serius untuk melengserkan rezim Jokowi ini. Kalau sering-sering mengalihkan isu gitu, disitu kadang saya merasa sedih gitu... Apalagi kalau itu pesanan asing.

kebijakan-dzalim-rezim-jokowi

Apalagi kalau medianya main adsense, you know what i mean? :)

Sejatinya, yang perlu kita blow-up hari ini adalah #IndonesiaKitaTerancam, #SaatnyaBerubah, dan #BersamaUmatTegakkanKhilafah.

Apalagi nanti kalau misalnya dalam waktu dekat ini rezim Jokowi tumbang, jangan lupa ntar siap-siap kita harus menyodorkan alternatif solusinya apa. Hati-hati solusi sempalan! Jangan sampai kesalahan aktivis-aktivis mahasiswa 98 terluang lagi: oke sip rezim Soeharto lengser, then, what? Sama aja, cuma ganti orang, tapi "job desc" orangnya itu-itu juga. Catat baik-bak, sumber masalahnya adalah Demokrasi, buah dari Kapitalisme, yang akarnya adalah sekulerisme. Sekulerisme itu apa? Simpelnya: nggak mau taqwa 100% pada Allah. Udah gitu aja.

Naaah itu yang cocoknya kita booming-kan saat ini harusnya. Capek banget berlama-lama repot di dugaan-dugaan ISIS.

Case Closed

Semoga artikel ini bermanfaat. Kalau ada yang kurang tepat, silahkan, Anda layangkan di kotak komentar. Kalau lumayan bagus, silahkan Anda sebar. :D

Wallahua'lam bishshawab..

My Instagram