4 min Reading
Banyak yang pingin jadi pinter, supaya bisa dapat nilai tinggi di Sekolah, atau dapat IPK tinggi di Kampus..
Ada pula yang pingin jadi pinter, supaya dibilang jago aja oleh orang-orang..
Bisa jadi juga ada yang pingin jadi pinter, supaya bisa bermanfaat karena bisa menjelaskan beraneka macam ilmu yang ia miliki, supaya orang lain bisa jadi tahu juga..
Namun sayangnya, tak sedikit pula mereka para pintar wannabe tersebut yang kesulitan untuk membuat dirinya menjadi pintar. Mereka heran, kenapa tak kunjung pintar..?? Padahal sudah banyak rajin beli buku, membaca, dan sebagainya..
Bukannya jadi pinter, yang ada malah jadi lupa apa-apa yang dipelajari kemarin.. Pun buku yang dibaca tak tamat-tamat juga..
Hmm.. apa yang salah pada para pintar wannabe tersebut??
Tak sedikit, penyakit orang yang tujuannya tak kunjung tercapai adalah, nggak sabaran.. Pinginnya langsung baca buku, langsung cepat jadi jago. Padahal, mana ada orang yang seperti itu. Pastilah butuh waktu.
Emangnya kenapa harus jago..?? Wong kita memang bukan jagoan.. Kalau memang jago, yaudah alhamdulillah itu karunia Allah..
Makanya sebetulnya mereka sudah salah dari awal. Tujuan kita belajar itu bukan agar jadi pintar. Melainkan, tujuan kita belajar itu agar jadi paham.
Pintar itu adalah konsekuensi, dari orang yang berhasil paham. Berarti, kalau hari ini kita tak kunjung pintar, berarti kita nggak memaksa diri kita agar menjadi paham. Hanya sok mengejar pingin jadi pintar saja.
Terus, caranya agar paham gimana? Yah berfikir.. Kaitkan fakta yang Anda indera dengan informasi terdahulu yang ada di otak.
Itu sebabnya kenapa hari ini Anda pusing tentang apa yang barusan Anda baca, biasanya adalah karena:
- Anda tidak punya informasi terdahulu yang ada pada bacaan tersebut.
- Atau, Anda belum mengindera.
- Atau, Anda tidak jumpa faktanya.
- Atau, otak Anda kurang fit.
Kalau kebanyakan kasus sih, itu tadi, karena tidak punya informasi terdahulu terkait apa yang ia pelajari tersebut.
Misalnya, saya berikan Anda ilmu ini: "Untuk meningkatkan penjualan toko online, maka Anda harus mendominasi SERP.." Pusing kan Anda? Pasti pusing. Karena Anda nggak punya informasi terdahulu tentang apa itu SERP. Dan Anda pun tak bisa mengindera fakta aktivitas "mendominasi" pada SERP itu gimana sih..
Sama halnya tatkala Anda disodorkan rumus-rumus pada mata kuliah Kalkulus, istilah-istilah di IPS, dan sebagainya. Kok susah ngertinya ya? Karena barangkali ada informasi terdahulu yang tidak Anda punya. Sementara teman-teman Anda lainnya punya. Dan sementara itu Anda mendiami ketikdaktahuan Anda tersebut, tidak mau cari tahu, tidak mau bertanya.
"Udah bertanya dan udah mencari tahu tapi kok masih tetep bingung..???" Bisa jadi ada informasi yang lebih terdahulu lagi yang tidak Anda miliki.
Makanya pula sebetulnya saya kurang sepakat kalau ada program menghafal perkalian langsung di awal-awal. 1 x 1 = 1.. 1 x 2 = 2... 4 x 5 = 20.. 9 x 9 = 81.. dan seterusnya begitu.. Saya lebih sepakat kalau awalnya mereka diberi pemahaman dulu bahwa 4 x 5 itu berarti 4-nya ada 5 kali, yakni 4 + 4 + 4 + 4 + 4, = 8 + 4 + 4 + 4, = 12 + 4 + 4, = 16 + 4, maka jadilah 20. Jangan didoktrin suruh ngafal 4 x 5 = 20. Khawatirnya ntar bingung kalau ditanya 1/4 x 1/5 berapa; dan 0,4 x 0,5 berapa.
Begitulah..
So, sekali lagi saya katakan.. Tidak usah mengejar kepintaran. Pintar itu adalah konsekuensi, dari orang yang berhasil paham. Efek samping dari paham. Berarti, kalau hari ini kita tak kunjung pintar, berarti kita nggak memaksa diri kita agar menjadi paham. Hanya sok mengejar pingin jadi pintar saja.
Terakhir, saya sangat menyarankan Anda untuk belajar bagaimana cara berfikir yang benar, silahkan Anda bacalah artikel "Panduan Dasar Cara Mendapatkan Kebenaran yang Pasti".
Wallahua'lam bishshawab..