Toleransi itu Relatif. Apa Saja yang Boleh Ditolerir? Yang Pantang Ditolerir? Menurut Siapa?

Toleransi itu Relatif. Apa Saja yang Boleh Ditolerir? Yang Pantang Ditolerir? Menurut Siapa?

Menurut KBBI, toleransi itu artinya adalah sifat atau sikap toleran.

Sedangkan definisi toleran adalah, bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Nah, di situ ada tercantum "...yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri...". Berarti toleransi itu tidak netral. Sangat relatif. Maka, apabila ada seseorang maupun sekelompok yang menghimbau ataupun memaksa kita bersikap toleran, maka sejatinya perlu dirinci dulu toleransinya itu dalam sudut pandang apa? Toleransi menurut siapa?

Karena sebetulnya kan membahas toleransi itu membahas boleh atau tidak boleh. Sedangkan pembahasan boleh atau tidak boleh itu, yah soal suatu standar hukum tertentu; apakah itu agama, ideologi, kepentingan, dan sebagainya.

Misalnya:
  • Saat keluarga Anda didzalimi seseorang, maka perilaku dzalimnya tersebut ditoleransi atau tidak?
  • Saat seseorang korupsi uang negara, maka perilakunya tersebut ditoleransi atau tidak?
  • Saat seorang pemerkosa memperkosa seorang perempuan, maka perilakunya tersebut ditoleransi atau tidak?
  • Saat seseorang menghina agama Islam, maka perilakunya tersebut ditoleransi atau tidak?
  • Saat seseorang yang tidak menutup aurat, maka perilakunya tersebut ditoleransi atau tidak?

Nah, yang saya khawatir propaganda toleransi itu dijadikan alat untuk ngeles memuluskan suatu kepentingan.

Kebetulan sih hal itu sudah terjadi, dilakukan oleh orang-orang liberal sebagai usaha dalam rangka merusak umat muslim; membungkam dakwah Islam, mengkebiri perjuangan penerapan syariah Islam, sekularisasi umat muslim, bahkan pemurtadan kaum muslim. Sehingga, yang disebut toleran adalah hal-hal yang memuluskan kepentingan orang-orang liberal tersebut. Sedangkan yang tidak toleran, adalah hal-hal yang dapat mengganggu kepentingan mereka.

Notabene, orang-orang liberal ini adalah anteknya penjajah. Ntah itu kapitalis barat, atau bisa jadi juga kapitalis Cina, atau penjajah lainnya.

Sebagai seorang muslim, standar perbuatan kita adalah hukum syara'. Yakni, wajib, sunnah, mubah, makruh, haram. Maka, yang boleh ditolerir menurut Islam adalah hal-hal yang mubah, yang sunah, dan yang makruh. Sedangkan yang wajib, kita harus berusaha mengerjakannya. Tidak boleh tidak. Dan yang haram, harus kita tinggalkan. Tidak boleh tidak.

Sedangkan orang-orang liberal yang punya kepentingan merusak umat muslim, maka standar perbuatannya adalah yang sebaliknya. Menurut mereka:
  • Orang yang meninggalkan sholat fardhu itu ditoleransi
  • Perempuan tidak pakai kerudung dan gamis secara syar'i itu ditoleransi
  • Penjajah yang menjarah kekayaan alam kaum muslim itu ditoleransi
  • Orang kafir menguasi kaum muslim itu ditoleransi
  • Orang menghina Al-Qur'an, ulama, dan hukum-hukum Islam; itu ditoleransi
  • Orang yang membakar Mesjid, itu ditoleransi
  • Orang-orang yang melakukan genosida terhadap umat muslim, itu ditoleransi
Maka dari itu, Anda jangan mau dibohongi maupun dibodoh-bodohin pakai propaganda "Ketidak toleransian". Haruslah kita kembalikan ke sudut pandang Islam, hukumnya apa dulu? Sehingga kita tidak perlu berkutat di pembahasan toleran atau tidak toleran. Melainkan, kita bahas saja hal tersebut sesuai dengan Islam atau tidak?

Kalau hal-hal yang tidak boleh menurut Islam, yah tak boleh ditoleransi! Misalnya tidak menutup aurat, praktek riba, pembakaran Mesjid, pembunuhan tanpa hak, penghinaan terhadap Al-Qur'an, orang kafir yang menguasai umat muslim, dan lain-lainnya.

Iya, dalam Islam, maksiat-maksiat seperti itu tidak boleh ditoleransi.
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam  bersabda: “Siapa saja yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka (tolaklah) dengan hatinya, dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.”

[HR. Muslim]
Dari An Nu’man bin Basyir rahiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، فَكَانَ الَّذِينَ فِى أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِى نَصِيبِنَا خَرْقًا ، وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا . فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا ، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا

“Perumpamaan orang yang mengingkari kemungkaran dan orang yang terjerumus dalam kemungkaran adalah bagaikan suatu kaum yang berundi dalam sebuah kapal. Nantinya ada sebagian berada di bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal tersebut. Yang berada di bagian bawah kala ingin mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikata kita membuat lubang saja sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.” Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Namun, jika orang bagian atas melarang orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.”

[HR. Bukhari]
Jadi, sudah cukup jelas. Bahwa kerapnya propaganda toleransi-intoleransi yang digembar-gombarkan itu hanya bagian dari propaganda orang-orang liberal dalam rangka membungkam dakwah Islam. Tatkala Islam dan umat muslim terancam bahkan celaka, mereka bungkam seribu bahasa.

Wallahu a'lam..

Sumber ilustrasi gambar: Pixabay.com

My Instagram