"Manusiawi" Jadi Alasan Berbuat Maksiat?


"..'kan manusiawi..."
Banyak kelalaian yang memang itu manusia.

Tapi, bukan berarti kemanusiaan menafikan wahyu.

Tetep aja, wahyu yang mengatur keputusan, bukan hawa nafsu.

Di sisi lain, memang iya sih... Wahyu tidak membuat manusia menafikan kemanusiaan seperti:

  • bisa lapar
  • ngantuk
  • cinta
  • euforia
  • marah
  • sedih
  • dan lain sebaginya.
Itu semua tetep bisa didapatkan, tapi dengan ATURAN TERTENTU. Itu lah CIRI KHAS MUSLIM.
  • Cinta? Bisa nikah. Tapi bukan zina.
  • Duit? Bisa kerja atau jualan. Tapi bukan maling.
  • Lapar? Bisa makan nasi. Tapi jangan babi.
  • Sedih? Bisa tangisi maksiat-maksiat. Tapi bukan tangisi tan-tan. (Tan-tan itu apa? Tan-tan itu mantan & gebetan 😜 . No offense, ini contoh realita yang banyak aja)
  • Marah? Bisa, tapi dala rangka membela Islam, kayak Umar. Bukan karena emosi jalanan macet.
Jangan kayak orang liberal. Kayak yang dikritik Alm KH Zainudin MZ itu lho.
"Di mana-mana, kayu ikut meteran. Kalau kayunya kepanjangan, kayu yang dipotong.
Tapi kalau kayunya kependekan, kok malah meteran yang dipotong, maka tidak ada meteran di dunia ini."
Islam itu dijadiin kayak gerbong kereta api terdepan. Yang lain ngikut gerbong terdepan aja mau lurus/kiri/kanan/berhenti/lanjutnya gimana InsyaAllah barokaah....

My Instagram